• Produktivitas
• Kualitas (aroma dan rasa amat berpengaruh terutama pada jenis Arabika)
• Ketahanan terhadap gangguan hama/penyakit
Mengenai budidaya kopi Arabika dan Robusta dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
- Kopi Arabika : Untuk keperluan budidaya kopi Arabika biasanya dilakukan dengan cara membuat bibit generatif (bibit semai), dan kopi Arabika tidak memerlukan cara vegetatif, kecuali untuk kebutuhan penelitian.
- Kopi Robusta : Sedangkan kopi robusta budidayanya biasa dilakukan secara dengan cara mengembangkan bibit vegetatif yaitu bibit cangkokan, sambungan, okulasi dan stek. Bibit yang diperoleh dari pihak lain, sebaiknya tidak langsung ditanam agar bibit tersebut dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
- Kopi Luwak : Cita rasa Eksotik kopi luwak inilah yang tidak diketahui para petani kopi dan peternak unggas sebelumnya, sehingga Musang / Luwak sering diburu mati karena dianggap sebagai hama, bagi seorang Coffee lover jangan berani-berani mengakui dirinya seorang pecinta kopi sejati jika belum pernah mencicipi citarasa kopi luwak.
Karena Cita rasa Eksotik kopi luwak yang sangat kondang di seluruh dunia akhirnya banyak yang menawarkan kopi luwak dengan embel-embel keaslianya kopi luwak namun tidak mampu meyakinkan keaslian tersebut kepada konsumen tentang dimana asal Musang / Luwak tersebut dan siapa yang mengelolanya. Keaslian kopi luwak bukan hanya ditentukan pada harganya yang melambung tinggi diatas level harga kopi pada umumnya tetapi dari perjalanan kopi itu sendiri yang diawali dari mulai tanam kopi oleh petani sampai proses penyajian, keseluruhan proses ini memakan waktu yang sangat panjang dan pengawasan yang ketat karena Musang / Luwak, dari Proses awal, Kadar Air (%), Penggorengan dan Penyajian sangat menentukan Cita Rasa kopi luwak dan aroma kopi luwak tersebut.
Pupuk yang digunakan pada umumnya harus mengandung unsur-unsur Nitrogen, Phospat dan Kalium dalam jumlah yang cukup banyak dan unsur-unsur mikro lainnya yang diberikan dalam jumlah kecil. Ketiga jenis tersebut di pasaran dijual sebagai pupuk Urea atau Za (Sumber N), Triple Super Phospat (TSP) dan KCl. Selain penggunaan pupuk tunggal, di pasaran juga tersedia penggunaan pupuk majemuk. Pupuk tersebut berbentuk tablet atau briket di dalamnya, selain mengandung unsur NPK, juga unsur-unsur mikro. Selain pupuk an organik tersebut, tanaman kopi sebaiknya juga dipupuk dengan pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos.
Pemberian pupuk buatan dilakukan 2 kali per tahun yaitu pada awal dan akhir musim hujan, dengan meletakkan pupuk tersebut di dalam tanah (sekitar 10 - 20 cm dari permukaan tanah) dan disebarkan di sekeliling tanaman. Adapun pemberian pupuk kandang hanya dilakukan Tahun 0 (penanaman pertama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar